bisnis
Investor Timur Tengah habiskan US$ 10 miliar buat belanja properti di semester I 2016
New York masih tetap menjadi tujuan utama, senilai US$ 6,5 miliar. Disusul London (US$ 4,7 miliar), Singapura (US$ 2,5 miliar), Hong Kong (US$ 2,4 miliar), Paris (US$ 2,2 miliar), dan Milan (US$ 1,3 miliar).
13 September 2016 01:14Ibu Kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. (legalweek.com)
Faisal Assegaf
Para investor dari Timur Tengah menghabiskan US$ 10 miliar buat membeli properti di luar negeri di semester pertama tahun ini.
Dalam laporan terbarunya, perusahaan konsultasi real estat asal Amerika Serikat CBRE menyebutkan para pemodal dari Timur Tengah masih tetap menjadi pembeli aktif meski perekonomian global lesu.
Setelah pasar properti global anjlok pada 2009, investasi Timur Tengah tumbuh jauh lebih cepat dibanding kawasan lain. CBRE menekankan peningkatan tajam investasi properti oleh pembeli Timur Tengah didorong oleh dana investasi negara, terutama asal Qatar dan Uni Emirat Arab.
New York masih tetap menjadi tujuan utama investasi real estat dari Timur Tengah dalam 18 bulan terakhir, sejak 2015 hingga paruh pertama tahun ini, senilai US$ 6,5 miliar. Disusul London (US$ 4,7 miliar), Singapura (US$ 2,5 miliar), Hong Kong (US$ 2,4 miliar), Paris (US$ 2,2 miliar), dan Milan (US$ 1,3 miliar).
Meski Amerika Serikat masih menjadi sasaran utama investasi properti dari investor Timur Tengah, CBRE menyatakan Asia juga mulai dilirik. "Kecenderungan ini diperkirakan terus berlanjut."
"Meski harga minyak masih antara US$ 40 hingga US$ 50 sebarel, aliran modal dari Timur Tengah akan terus menyasar pasar real estat global dari paruh kedua 2015 sampai semester pertama 2016," kata Nick Maclean, Direktur Pelaksana CBRE Timur Tengah.