bisnis
Pemerintah Arab Saudi mulai bayar tagihan biaya proyek kepada Binladin Group
Chariman Binladin Group Bakar Bin Ladin telah menemui para pekerja untuk meyakinkan mereka masa depan perusahaan aman.
23 September 2016 13:26Sebagian dari pekerja Inma, perusahaan subkontraktor Saudi Binladin Group, asal Indonesia bekerja sebagai pemulung kardus di Kota Jeddah, Arab Saudi. (Agus buat Albalad.co)
Faisal Assegaf
Kementerian Keuangan Arab Saudi mulai membayar tagihan biaya proyek dikerjakan oleh Saudi Binladin Group, perusahaan konstruksi terbesar di negara Kabah itu, seperti dilansir surat kabar Okaz kemarin.
Binladin Group sejak tahun lalu dililit masalah keuangan akibat melorotnya harga minyak mentah global sejak pertengahan 2014. Hal ini memaksa pemerintah Arab Saudi membatalkan atau menghentikan proyek-proyek dan menunda membayar biaya pengerjaan proyek kepada para kontraktor.
Perusahaan kepunyaan keluarga besar mendiang Usamah Bin Ladin, pendiri Al-Qaidah, itu sempat dilarang mengikuti tender proyek pemerintah setelah jatuhnya derek raksasa di Masjid Al-Haram di Kota Makkah pada musim haji tahun lalu. Namun larangan itu telah dicabut lantaran Binladin Group mengerjakan beragam proyek strategis di Arab Saudi.
"Dengan adanya serangkaian pembayaran tagihan dari Kementerian Keuangan, semua hak dari sepuluh ribu kontraktor, pemasok, penjual terkait dengan Binladin Group bakal dipenuhi," kata Abdullah Basodan, penasihat dari Bakar Bin Ladin, Chairman Binladin Group.
Basodan menambahkan Bakar Bin Ladin telah menemui para pekerja untuk meyakinkan mereka masa depan perusahaan aman.
Mei lalu, Binladin Group dilaporkan telah memberhentikan sekitar 77 ribu pekerja asing, termasuk dari Indonesia, dan berencana memecat karyawan warga negara Arab Saudi.
Gara-gara masalah keuangan, Binladin Group dikabarkan berutang hingga US$ 30 miliar kepada kreditor lokal dan asing.
Selasa pekan ini, sejumlah sumber membisikkan Binladin Group meminta penundaan kedua untuk melunasi utang sebesar 817 juta riyal.