bisnis
Saudi turunkan produksi minyak menjadi di bawah 10 juta barel
Arab Saudi berjanji mengurangi lagi produksinya bulan depan.
13 Januari 2017 03:38Menteri Energi, Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi Khalid al-Falih saat wawancara khusus dengan stasiun televisi Al-Arabiya, di sela lawatannya ke Cina, 31 Agustus 2016. (Al-Arabiya)
Faisal Assegaf
Arab Saudi telah mengurangi produksi minyaknya sehingga terendah dalam dua tahun terakhir. Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih bilang negaranya menurunkan produksi menjadi di bawah sepuluh juta barel sehari, lebih dari yang dijanjikan.
Langkah negara Kabah itu sesuai kesepakatan dicapai antara OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak) dan negara-negara non-OPEC Desember lalu. Perjanjian itu dibuat untuk mengerek harga minyak mentah global, anjlok sejak pertengahan 2014.
Sesuai kesepakatan itu, pertama sejak 2001, produsen minyak OPEC dan non-OPEC menyetujui total pengurangan produksi hampir 1,8 juta barel sehari. Perjanjian ini berlaku hingga Juni mendatang.
Berbicara kemarin di the Atlantic Council Global Energy Forum di Ibu Kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Falih menjelaskan Saudi sudah mengurangi produksi minyak sedikit di bawah sepuluh juta barel per hari. Negaranya berjanji menurunkan lagi produksinya bulan depan.
Ini berarti Arab Saudi telah memotong produksi minyaknya lebih dari 486 ribu barel tiap hari. Dia yakin kesepakatan pembatasan produksi melibatkan 25 negara itu akan membantu menyeimbangkan situasi pasar. "Saya percaya perjanjian ini akan menciptakan stabilitas terhadap pasar minyak global," katanya.
Falin memperkirakan harga emas hitam itu akan mulai stabil dalam dua atau tiga tahun mendatang. Namun dia menekankan negaranya tidak menyasar harga tertentu. "Kami ingin harga mendukung produksi dan konsumsi berkelanjutan," ujarnya.
Harga minyak mentah dunia melorot dari US$ 100 lebih per barel pada Juni 2014 menjadi terendah dalam 13 tahun terakhir, kurang dari US$ 30 awal tahun lalu.