bisnis
Moody's sebut posisi fiskal Arab Saudi masih kuat
Saudi tahun ini diprediksi mengalami defisit 10,5 persen dari produk domestik bruto.
02 April 2017 03:05Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma pada 1 Maret 2017. Dia disambut oleh Presiden Joko Widodo. (Dokumentasi Albalad.co)
Faisal Assegaf
Dalam laporan dilansir Jumat lalu, Moody's Global Credit Research bilang posisi fiskal Arab Saudi masih kuat.
Namun Moody's menekankan tingginya ketergantungan pendapatan negara dari sektor minyak menjadi tantangan utama bagi negara Kabah itu.
Perusahaan jasa analisis keuangan lembaga pemerintah dan perusahaan berpusat di New York itu menyebutkan pelaksanaan dari reformasi ekonomi, dikenal dengan nama Visi Arab Saudi 2030, akan menghadapi banyak ganjalan.
Moody's memperkirakan Saudi tahun ini mengalami defisit 10,5 persen dari produk domestik bruto dan melorot menjadi 9,2 persen tahun depan.
Menurut Moody's, dalam jangka menengah sumber pendapatan Saudi akan beragam, di mana paling lambat 2020 sektor minyak dan gas menyumbang 54 persen dari total devisa, turun dari 72 persen pada 2015.
IMF (Dana Moneter Internasional) sudah memprediksi akibat melorotnya harga minyak mentah global sejak pertengahan 2014, Saudi defisit selama 2015-2020.