bisnis
Produksi emas Sudan tahun lalu sebanyak 36,6 ton
Sudan adalah produsen emas terbesar kedua di Afrika dan kesembilan di dunia.
10 Januari 2021 17:27Tambang-tambang emas di wilayah Jabal Amir diserahkan pengelolaannya kepada negara melalui Menteri Keuangan Sudan Hiba Muhammad pada 28 Oktober 2020. (Media sosial)
Faisal Assegaf
Direktur the Sudanese Company for Mineral Resources Mubarak Ardol Jumat lalu bilang produksi emas Sudan tahun lalu sebanyak 36,6 ton atau meningkat 9,6 ton ketimbang 2019.
Pendapatan dari ekspor emas tahun lalu senilai 22,5 miliar pound (kini setara Rp 5,7 triliun). Dari angka ini, sebesar 16,6 miliar pound (Rp 4,2 triliun) ditransfer ke rekening Kementerian Keuangan Sudan.
Ardol mengakui infustri emas Sudan terganggu oleh penyelundupan di dalam negeri dan internasional. Sebab itu, dia menyerukan pembentukan tim khusus untuk memberantas penyelundupan emas.
"The Sudanese Company for Mineral Resources menghadapi banyak tantangan, termasuk dari masyarakat tinggal dekat darerah tambang emas dan hingga perusahaan penambangan emas, serta pajak di sejumlah negara bagian," kata Ardol.
Dia mencontohkan di Negara Bagian Kordofan Selatan, paling tidak sepuluh tambang emas telah ditutup para aktivis.
Selain itu, tambang-tambang emas di Sudan masih dikelola secara tradisional dan dimiliki satu orang, seperti di Kordofan Utara, Kordofan Selatan, dan Darfur Utara.
Sudan adalah produsen emas terbesar kedua di Afrika dan kesembilan di dunia.