buku
Menantang kuasa Hamas di Gaza
Gerakan Tamarod di Gaza gagal menggelar unjuk rasa besar-besaran anti-Hamas.
06 Juni 2015 00:04Kepala Biro Politik Hamas Khalid Misyaal saat diwawancarai Faisal Assegaf dari Albalad.co di Ibu Kota Kuala Lumpur, Malaysia, November 2013. (faisal assegaf/albalad.co)
Rekaman video berdurasi enam menit 33 detik itu muncul di situs YouTube pertengahan Agustus 2013. Berisi empat pemuda berseragam kaus oblong putih dengan gambar tangan mengepal ke atas dan bertulisan Tamarod fi Gaza (Pemberontakan di Gaza). Mereka juga memakai topeng hitam.
Gerakan dibentuk empat bulan sebelumnya ini ingin menumbangkan rezim Hamas. Dalam rekaman itu, seorang lelaki membacakan dua lembar pernyataan. Isinya menyerukan demonstrasi besar-besaran di Gaza pada 11 November, bertepatan dengan haul kesembilan mendiang pemimpin PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) Yasir Arafat, seperti dikutip dari buku Gaza: Simbol Perlawanan dan Kehormatan karya Faisal Assegaf (terbitan Hamaslovers, Agustus 2014).
Tamarod adalah gerakan akar rumput menjatuhkan Presiden Mesir Muhammad Mursi. Mereka ketika itu mengaku berhasil mengumpulkan 22 juta tanda tangan. Sedangkan gerakan Tamarod di Gaza mengklaim telah mengoleksi 32 ribu tanda tangan.
"Tekanan dan tirani telah mencapai puncaknya dan kami tidak bisa diam lagi," kata kelompok Tamarod Gaza dalam rekamannya. "Sudah tiba saatnya menolak mati di bawah kendali pasukan keamanan Hamas."
Tamarod Gaza menyatakan mereka beranggotakan para pemuda dari pelbagai latar belakang dan faksi. Organisasi ini menyebut Hamas sebagai gangster abad pertengahan gemar menyiksa, menyelundup, menyuap, dan berlaku seperti preman. "Gaza sekarang tidak seperti Gaza kemarin."
Mereka mengancam Hamas tidak akan lagi berkuasa setelah 11 November 2013 meski mereka ditumpas. Namun Tamarod Gaza menegaskan tidak bakal menggunakan senjata buat menggulingkan Hamas. "Tidak seperti kalian, kami tidak memakai senjata menghadapi saudara-saudara kami. Tak seperti kalian, kami tidak membunuh anak-anak, orang renta, perempuan, dan anak-anak muda. Tidak seperti kalian, kami tidak merusak masjid. Kami akan melawan kalian dengan dada terbuka."
Sejumlah pejabat Hamas menuding Fatah di balik pembuatan rekaman video itu. "Kami menyaksikan upaya-upaya Fatah menciptakan ketegangan di Gaza," ujar seorang pejabat. "Rakyat kami telah mengusir Fatah dari Gaza tidak akan bisa dibohongi oleh persekongkolan ini."
Sehari setelah rekaman itu muncul, pasukan keamanan Hamas menahan empat pemuda dianggap merencanakan kudeta.
"Mereka makin agresif setelah kejatuhan Mursi," tutur salah satu pendiri Tamarod Gaza. Identitasnya tidak ingin ditulis karena dia sudah sering ditangkap dan diinterogasi oleh Hamas. "Kami akan berunjuk rasa damai, tapi kami siap mati buat mencapai tujuan kami."
Menurut Fathi Sabbah, kepala the Palestinian Institute for Communication and Development di Kota Gaza, respon keras Hamas menunjukkan mereka panik. "Hamas sedikit paranoid," katanya. "Mereka pikir jika mereka memejamkan mata lima detik, mereka akan kehilangan kuasa."
Kenyataan berkata lain. Protes besar-besaran anti-Hamas gagal terlaksana.