IQRA
Agen Mossad Bunuh Diri (4)
Tanda tanya kematian Zygier
Pengkhianatan Zygier menjadi pukulan telak buat Mossad karena menimbulkan keraguan soal integritas orang-orang mereka.
27 April 2015 03:01Kubur Ben Zygier di kompleks pemakaman Yahudi, Sprongvale, Melbourne, Australia. (deutsh press agency)
Tel Aviv, awal Maret 2013. "Zygier ingin mencapai sesuatu tidak bisa dia peroleh," kata seorang pejabat senior Israel mengetahui penyelidikan kasus itu. "Dia kemudian berakhir di sebuah jalan terjal. Dia menyeberangi jalan itu bersama seseorang jauh lebih profesional ketimbang dia." Pada beberapa titik, kata dia, Zygier melanggar batas dan masuk ke wilayah gelap.
Pemerintah Australia juga membuat penyelidikan sendiri terhadap kasus Zygier. Menurut Kementerian Luar Negeri Australia, jika benar Zygier menggunakan paspor negara itu untuk bekerja sebagai agen Mossad, ini merupakan persoalan penting.
Para informan Israel biasa bertukar posisi di masa lalu. Tapi pegawai kantoran Mossad tidak pernah melakukan yang dilakoni Zygier. Ini sebuah kekalahan menyakitkan bagi Israel, namun menjadi contoh langka keberhasilan intelijen Arab melumpuhkan musuh Zionis mereka.
Pengkhianatan Zygier menjadi pukulan telak buat Mossad karena menimbulkan keraguan soal integritas orang-orang mereka. Juga menimbulkan tanda tanya mengenai cara Mossad merekrut mereka.
Lior Brand, salah satu sahabat Zygier dari kibbutz Gazit, meyakini Zygier tidak cocok untuk menjadi agen rahasia. Terlalu banyak kebohongan, kesunyian, dan kesendirian. Dia menegaskan Mossad telah berbuat kesalahan besar dengan merekrut Zygier dan dia tidak akan pernah memaafkan itu.
Mossad mengisyaratkan ingin menahan Zygier minimal sepuluh tahun. Ketika di tahanan musim panas 2010, putri kedua Zygier lahir dan keluarga diizinkan menjenguk dia. Zygier dibolehkan menelepon ibunya pada 15 Desember 2010. Dia meninggal beberapa jam kemudian.
Spekulasi meruap mengenai alasan Zygier bunuh diri. Apa yang membuat dia nekat, kebanggaan? Malu? Atau balas dendam? Orang tuanya mungkin bisa menjawab pertanyaan ini, namun mereka bungkam. Fulus juga tidak berperan penting dalam kasus ini.
Setelah jenazah Zygier diserahkan pihak keamanan Israel, keluarga mengundang teman-teman dekat mendiang untuk menghadiri prosesi pemakaman, termasuk Daniel Leiton dari Gazit. Leiton datang dan terus bertanya kenapa lelaki 34 tahun itu harus mati. Padahal dia begitu mencintai Israel.
Ayah dan ibunya menulis sebuah kalimat di atas batu nisan nan mengkilap: "Semoga jiwanya berkumpul kembali di kehidupan abadi." Zygier dimakamkan di pekuburan komunitas Yahudi, Springvale. Di Australia, bukan Israel.