IQRA
Horor Sebelum Penyembelihan (4)
Setelah ISIS berkuasa
Setelah berbulan-bulan menawan mereka tanpa membikin tuntutan, ISIS tiba-tiba saja membuat sebuah rencana untuk meminta uang tebusan.
02 Februari 2015 03:05Pasukan ISIS. (www.nbcnews.com)
Perang di Suriah, tadinya didominasi oleh kelompok pemberontak sekuler dan sebagian kecil kelompok-kelompok jihadis, bergeser. Kelompok ekstremis baru telah mengambil posisi dominan. Suatu waktu di 2013, batalion dalam rumah sakit Aleppo menyatakan sumpah setia kepada sebuah kelompok kemudian disebut ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah).
Para pejuang dari pelbagai faksi lalu ikut bergabung dengan kelompok memiliki taktik jauh lebih ekstrem itu, bahkan Al-Qaidah mencampakkan ISIS dari jaringan teroris mereka. Ambisi ISIS bukan sekadar menumbangkan kekuasaan Presiden Suriah Basyar al-Assad.
Para jihadis pada 2013 mulai mengumpulkan tawanan-tawanan mereka dan membawa mereka ke lokasi sama di bawah rumah sakit. Hingga Januari 2014 paling sedikit ada 19 lelaki dalam sel seluas 20 meter persegi dan empat perempuan menghuni sel sebelahnya.
Semua sekapan kecuali satu orang berasal dari negara Eropa atau Amerika Utara. Sedikit kebebasan dinikmati Foley dan Cantlie tiba-tiba saja berakhir. Tiap tawanan kini dirantai satu dengan lainnya.
Lebih mencemaskan lagi, para penjaga berbahasa Prancis sudah digantikan dengan orang-orang berlisan Inggris. Foley mengenali mereka dan ketakutan.
Mereka adalah orang-orang menyebut Foley "nakal" selama penyiksaan amat pedih. Mereka adalah orang-orang disebut oleh semua sandera sebagai the Beatles. Mereka memberlakukan aturan keamanan sangat ketat.
Ketika mendekati sel dihuni pula oleh Suder, wartawan foto asal Polandia, mereka berteriak arbain: bahasa Arab untuk nomor 40. Itu seperti sebuah isyarat bagi Foley untuk menghadapkan mukanya ke arah tembok sel saat para penjaga masuk. Dia tidak ingin melihat wajah mereka. Beberapa tahanan diberikan nomor dalam bahasa Arab. "Ketika the Beatles mengambil alih penjagaan, mereka ingin menerapkan aturan tertentu buat para tawanan," kata seorang tahanan asal Eropa dilepaskan baru-baru ini.
Para jihadis berubah dari ketidakjelasn ke arah untuk menjalankan apa yang mereka sebut negara. Di wilayah telah dikuasai, mereka membangun sebuah birokrasi berbelit-belit, pengadilan, pasukan polisi, dan bahkan kantor urusan perlindungan konsumen telah memaksa para pedagang kebab menutup usaha mereka lantaran menjual produk berkualitas rendah.
Aturan itu pun mereka terapkan pula kepada para tawanan. Setelah berbulan-bulan menawan mereka tanpa membikin tuntutan, ISIS tiba-tiba saja membuat sebuah rencana untuk meminta uang tebusan. Dimulai akhir November 2013, tiap tawanan diperintah memberikan alamat surat elektronik seorang kerabat. Foley menulis alamat surat elektronik milik adik lelakinya.
ISIS lalu menulis sedikit pesan kepada keluarga para tahanan.Orang-orang bisa melihat isi surat elektronik itu bakal tahu pesan dikirim sama untuk semua keluarga tawanan.