kabar
Ayah Jihadi John diminta tinggalkan Kuwait
Keberadaan Jasim Imwazi, 51 tahun, memalukan dan memusingkan pemerintah Kuwait.
08 Maret 2015 14:31Jasim Imwazi, ayah dri Muhammad Imwazi alias Jihadi John, algojo ISIS. (dailymail.co.uk)
Jasim Imwazi, 51 tahun, ayah dari Muhammad Imwazi alias Jihadi John, 26 tahun, algojo ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), diminta meninggalkan Kuwait.
Jasim bersama putri tertuanya, Asma, 25 tahun, telah menetap di negara itu dua tahun. Sedangkan istrinya, Ghaniyah, bersama empat anaknya lain kini dalam penjagaan polisi di sebuah hotel dirahasiakan di Ibu Kota London, Inggris.
Sejumlah anggota parlemen Kuwait Jumat lalu mendesak Jasim meminta maaf secara terbuka atau segera meninggalkan negara Arab kaya di Teluk Persia ini. Kuwait menjadi frustasi lantaran Jasim mengirim pesan membingungkan.
Jasim pekan lalu bercerita kepada rekan kerjanya di supermarket betapa malunya dia atas tindakan Imwazi. Dia bahkan sampai menyumpahi putra sulungnya ini sebagai anjing dan berharap dia segera terbunuh. Namun beberapa hari kemudian dia membantah Jihadi John adalah anaknya bernama Imwazi dengan alasan wajahnya bertopeng sehingga tidak bisa dikenali.
Abdullah Yusuf al-Maayuf, anggota Majelis Nasional Kuwait sekaligus ketua komite urusan pertahanan dan dalam negeri parlemen, menyerukan kepada Jasim untuk meminta maaf atau keluar dari Kuwait. Meski begitu, dia mengakui bergabungnya Imwazi sebagai anggota ISIS dan bahkan menjadi sang jagal bukan kesalahan keluarga. "Jika mereka (keluarga Imwazi) tidak mau meminta maaf secara terbuka, mereka mesti meninggalkan negara ini," katanya.
Mantan anggota parlemen Kuwait Safa al-Hasyim pun menuntut Jasim menjelaskan secara terbuka mengenai putranya dan memohon maaf. "Saya pikir dia lebih baik kembali ke Inggris dan berbicara kepada polisi dan pihak keamanan mengenai apa dia ketahui," ujarnya.
Penasihat pemerintah Kuwait sekaligus ahli keamanan Dr Fahid asy-Syilaimi, pensiunan kolonel angkatan darat, meyakini Jasim bakal meninggalkan negara itu dalam beberapa hari ke depan. "Kehadiran ayahnya di Kuwait memalukan bagi negara itu. Pemerintah Kuwait tidak mau pusing, jadi akan meminta dia baik-baik buat pergi dari negaranya," tuturnya.