kabar
KBRI Damaskus tidak pernah tahu jumlah jihadis asal Indonesia
"Hanya Allah yang tahu, nggak ada yang bisa pastikan," kata Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya KBRI Damaskus A.M.Sidqi.
25 Juni 2015 08:43Kaum perem;puan merayakan keberhasilan kabur dari wilayah kekuasaan ISIS di Tal Abyad, Suriah (Shervan Derwish/Jack Shahine)
Hingga lebih dari empat tahun perang bergolak, KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Ibu Kota Damaskus, Suriah, tidak memiliki catatan berapa jumlah jihadis asal Indonesia ikut bertempur di negara itu.
"Hanya Allah yang tahu, nggak ada yang bisa pastikan," kata Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya KBRI Damaskus A.M.Sidqi kepada Albalad.co melalui WhatsApp hari ini. Dia menambahkan pemerintah Suriah juga tidak mempunyai data soal itu.
Ada banyak versi tentang berapa jumlah jihadis Indonesia di Suriah. BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) menyebut 1.500 orang, sedangkan surat kabar the Washington Post melaporkan hanya 60 pejuang asal Indonesia.
Seorang sumber di BIN (Badan Intelijen Negara) membisikkan kepada Albalad.co jumlah mereka sekitar 300. "Kami memiliki orang di sana untuk memantau pergerakan mereka."
Lantaran amat berbahaya, Sidqi menjelaskan Damaskus melarang pihak KBRI mencari tahu mengenai jihadis-jihadis Indonesia bergabung dengan milisi ISIS (Negara islam Irak dan Suriah), Jabhat an-Nusrah (cabang Al-Qaidah di Suriah), atau kelompok pemberontak lainnya.
Dia bilang para jihadis itu memang tidak berniat pulang lagi ke Indonesia. "Mereka cuma membeli tiket satu arah. Mereka berniat mati syahid ke sini (Suriah)," ujarnya.
Memasuki tahun kelima, Perang Suriah telah menewaskan sekitar 300 ribu orang dan memaksa 6,5 juta lainnya mengungsi.