kabar
Setenang Ramadan di Damaskus
"Kita tinggal di sini lebih tahu apa yang dirasakan, berbeda dengan saudara-saudara di Tanah Air hanya membaca dari media," kata Duta Besar Djoko Harjanto.
04 Juli 2015 08:19Warga Indonesia bersalat tarawih berjamaah usai acara buka puasa bersama di Wisma Duta di Ibu Kota Damaskus, Suriah, Kamis, 2 Juli 2015. (KBRI Damaskus untuk Albalad.co)
Dua bulan menjelang Ramadan tahun ini, banyak pihak menduga sebagian besar penduduk Damaskus cemas. Sebab milisi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) berhasil menguasai kamp pengungsi Palestina di Yarmuk, sekitar delapan kilometer dari jantung ibu kota Suriah itu.
Kamp Yarmuk dibangun pada 1957 dan menampung hampir 150 ribu warga Palestina lari setelah negara Israel berdiri pada 1948. Setelah ISIS masuk awal April lalu, ribuan pengungsi ini kembali mencari tempat berlindung baru.
Kenyataannya bertolak belakang. Kehidupan di Damaskus berjalan mulus. "Pasar, sekolah, dan kantor-kantor tetap buka seperti biasa," kata Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) Damaskus A.M. Sidqi kepada Albalad.co melalui WhatsApp hari ini.
Meski begitu, dia mengakui ada sejumlah kawasan di Damaskus telah dikuasai pemberontak. Salah satunya adalah Abbasiyah, berjarak sekitar sepuluh kilometer dari KBRI dan 15 kilometer dari istana Presiden Basyar al-Assad. Distrik Abbasiyah ini dikuasai milisi Jais al-Fatah. Di stadion Abbasiyah pula tim nasional sepak bola Indonesia pernah menjalani laga persahabatan.
Kesimpulannya kondisi Damaskus tahun ini lebih aman ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, kata Sidqi, perang kota pernah meletup di Damaskus sepanjang 2012-203.
"Alhamdulillah dibanding tahun-tahun sebelumnya, Damaskus lebih tenang," ujar Duta Besar Indonesia untuk Suriah Djoko Harjanto dalam sambutannya selepas salat tarawih berjamaah usai acara buka puasa bersama Kamis lalu di Wisma Duta. "Kita tinggal di sini lebih tahu apa yang dirasakan, berbeda dengan saudara-saudara di Tanah Air hanya membaca dari media."
Walau masih terkontrol, pemerintah Suriah belum mencabut status darurat di Damaskus ditetapkan sejak empat tahun lalu. "Artinya siap perang kapan saja," ucap Sidqi. Pos-pos pemeriksaan masih banyak berdiri dan jalan-jalan tertentu tetap diblokir. Pos-pos penting juga dijaga artileri.
Panasnya hawa perang saudara memang seterik surya di Damaskus, bisa mencapai 40 derajat Celcius. Tapi penduduk di sana masih bisa tenang menikmati Ramadan.