kabar
Indonesia akan ikut pasukan koalisi anti-ISIS di bawah naungan PBB
Dewan Keamanan PBB hari ini diperkirakan akan memutuskan draf resolusi bikinan Prancis soal penggunaan segala cara buat menumpas ISIS.
20 November 2015 04:43Abdul Hamid Abu Aud alias Abu Umar al-Baljiki, diyakini sebagai otak Teror Paris. Dia tewas dalam serbuan pasukan komando Prancis di Saint Denis, 18 November 2015. (Dabiq)
Indonesia menyatakan bakal ikut pasukan koalisi anti-ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) bila berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Kita hanya mengirim pasukan jika misi di bawah naungan PBB," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi hari ini kepada Albalad.co melalui pesan WhatsApp. Pernyataannya ini muncul di tengah beredarnya draf resolusi bikinan Prancis di kalangan anggota Dewan Keamanan PBB.
Draf itu menyebut ISIS merupakan ancaman global dan belum pernah terjadi terhadap perdamaian dan keamanan internasional. "Karena itu, Dewan Keamanan memberi wewenang untuk memerangi dengan segala cara ancaman atas perdamaian dan keamanan internasional belum pernah terjadi ini."
Duta Besar Prancis untuk PBB Francois Delattre bilang masyarakat internasional telah menyadari soal ancaman ISIS ini. "Ini tanggung jawab politik kita bersama, sebab itu Dewan Keamanan mesti mengesahkan draf resolusi ini," ujarnya.
Proses pemungutan suara di Dewan keamanan beranggotakan 15 negara, termasuk lima negara pemegang hak veto - Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Rusia, dan Cina, diperkirakan berlangsung hari ini. Draf itu muncul setelah ISIS pekan lalu melancarkan serangan teror di Ibu Kota Paris, Prancis, menewaskan seratusan orang dan melukai tiga ratusan lainnya.
Dua hari setelah kejadian, jet-jet tempur Prancis menggempur basis ISIS di Raqqah, utara Suriah.
Sejatinya sudah ada pasukan koalisi anti-ISIS dipimpin Amerika sejak Agustus tahun lalu. Tapi ini di luar mandat PBB.