kabar
Kalau mau tajir jangan benci Yahudi
Orang-orang memusuhi Yahudi kurang percaya pada pasar modal.
12 Februari 2015 02:16Pendiri Google, Sergey Brin (kiri), dan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. (www.telegraph.co.uk)
Menjadi anti-Yahudi ternyata tidak menguntungkan menurut sebuah penelitian terbaru.
Hasil studi berjudul "Distrust in Finance Lingers: Jewish Persecution and Households' Investments" menyimpulkan orang-orang hidup di wilayah di mana orang-orang Yahudi dimusuhi dan disiksa sepanjang sejarah sedikit berinvestasi di pasar saham serta kerap tidak percaya terhadap sektor keuangan.
Menurut penelitian itu, orang-orang Jerman tinggal di daerah orang Yahudinya memiliki kesempatan terbesar dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi selama Perang Dunia Kedua hanya 7,5 persen berminat membeli saham ketimbang orang Jerman di daerah lain, bahkan hingga kini.
Orang-orang Jerman bermukim di wilayah tempat terjadinya pembantaian massal terhadap orang-orang Yahudi pada abad ke-14 cuma 12 persen menanamkan modal di bursa saham.
"Orang-orang tinggal di negara-negara sejarah kekerasan atas bangsa Yahudi lebih tinggi kurang percaya terhadap pasar saham," tulis Michael Weber dari Booth School of Business Universitas Chicago, Francesco D’Acunto dari Berkeley Haas School of Business Universitas California, dan Marcel Prokopczuk dari Universitas Zeppelin.
Mereka berpendapat warisan dari penyiksaan terhadap orang-orang Yahudi - ketidakpercayaan atas sektor finansial - telah menghambat bangsa Jerman selama beberapa generasi untuk mengumpulkan kekayaan.
Dengan kata lain, hasil penelitian itu menyimpulkan menyiksa kaum minoritas bukan hanya mengurangi kekayaan korban dalam jangka panjang, tapi juga memiskinkan bangsa penyiksa.