kabar
Pelaku Teror Istanbul sudah tinggal di Turki sejak November 2016
Tersangka amat terlatih dan diyakini menjalani pelatihan di Suriah.
03 Januari 2017 10:58Tersangka serangan teror di klub malam Reina di Kota Istanbul, Turki. Insiden pada 1 Januari 2017 ini menewaskan 39 orang dan melukai 69 lainnya. (Screengrab)
Faisal Assegaf
Polisi Turki sudah melansir foto-foto seorang lelaki diyakini sebagai pelaku Teror Istanbul, namun identitasnya belum diumumkan. Polisi mengaku sudah memiliki sidik jari sekaligus identitas pria itu
Pria ini menembaki sekitar 600 pengunjung klub malam Reina di Kota Istanbul, Turki, Ahad dini hari lalu. Insiden di hari pertama 2017 itu menewaskan 39 orang dan melukai 69 lainnya.
Polisi sudah menahan istri tersangka untuk diinterogasi. Dari keterangan tertulis sang istri dilansir polisi, pelaku terbang dari Kirgistan bareng istri dan dua anaknya. Mereka mendarat di Istanbul pada 20 November 2016, seperti dilansir surat kabar Hurriyet.
Dari Istanbul, tersangka dan keluarganya lewat jalan darat melewati Ibu Kota Ankara menuju Konya, wilayah tengah Turki. Di sana mereka menyewa sebuah flat seharga seribu lira (250 pound sterling). Pelaku langsung membayar sewa untuk tiga bulan.
Pria tersebut bilang kepada istrinya mereka ke Konya untuk mencari pekerjaan.
Pada 29 Desember, pelaku meninggalkan Konya dengan jalan darat menuju Istanbul. Istrinya hanya mengetahui soal penembakan di Reina karena menonton televisi. Dia mengaku tidak tahu suaminya simpatisan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), sudah mengklaim bertanggung jawab atas serangan teror itu.
Ketika polisi mempublikasikan foto-foto tersangka, tetangganya di Konya menelepon polisi dan memberitahu mereka mengenal pelaku. Polisi kemudian segera mendatangi rumah keluarganya di Konya.
Polisi bilang tersangka fanatik terhadap ISIS dan amat terlatih, diyakini menjalani pelatihan di Suriah. Dia berhasil menyusup ke Turki karena berpenampilan layaknya suami sayang keluarga, seperti dilaporkan koran Milliyet.
Menurut sumber-sumber keamanan Turki, pelaku menggunakan peluru baja sehingga menyebabkan banyak jatuh korban. Sebelum menembaki pengunjuk Reina, pelaku menyalakan bom cahaya untuk membikin panik sasaran.
Para saksi menyebutkan tersangka bertindak dengan tenang dan tepat, memilih korban secara sistematis. Harian Vatan melaporkan dia menghabiskan enam magazin atau sekitar 180 peluru.
Surat kabar Sozou menulis pelaku menjatuhkan bom cahaya di belakang dirinya agar bisa melihat korban secara jelas tanpa kena silau lampu.
Polisi belum menyebutkan kewarganegaraan pelaku, tapi harian Aydinlik mengklaim lelaki itu diklaim berasal dari Xinjiang, wilayah bergolak di timur laut Cina dan berpenduduk mayoritas muslim. Daerah ini dikenal oleh kelompok separatis sebagai Turkistan Timur.