kabar
Imam Masjid Nabawi kecam festival komik di Jeddah
Husain asy-Syekh menyerukan warga Arab Saudi memboikot acara-acara semacam itu nantinya.
25 Februari 2017 03:19Festival kmik pertama di Arab saudi digelar di Kota Jeddah pada 19 Februari 2017. (Arabian Business)
Faisal Assegaf
Imam Masjid Nabawi di Kota Madinah Husain asy-Syekh mengecam pelaksanaan festival komik pertama di Arab Saudi, digelar di Kota Jeddah Ahad pekan lalu.
Festival komik itu begitu menghebohkan negara Kabah tersebut. Ribuan orang, termasuk perempuan, datang dengan beragam kostum dan topeng tokoh komik. Mereka berbaur dalam satu tempat, sesuatu yang dilarang di Arab Saudi bagi lelaki dan perempuan bukan muhrim.
Festival komik ini dibuat oleh GEA (Otoritas Hiburan Umum), lembaga pemerintah bertanggung jawab dalam memajukan sektor hiburan di Saudi, sesuai Visi 2030 diluncurkan Wakil Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman Juni tahun lalu. GEA berencana menggelar konser, komedi, dan sejumlah festival tahun ini.
Festival komik itu berlaku beberapa pekan setelah konser musik pertama dalam satu dasawarsa terakhir, juga dilangsungkan di Jeddah. Penyanyi kondang Saudi Muhammad Abdo juga merencanakan konser bulan depan.
"Kami terkejut dengan tindakan diam-diam GEA, dengan menggelar acara semacam itu di Jeddah dan tidak sesuai dengan ajaran Islam," tulis Husain asy-Syekh di akun Twitternya. Dia mengajak semua warga Saudi untuk memboikot acara-acara semacam itu nantinya.
Syekh Adil al-Kalbani, mantan imam Masjid Al-Haram di Kota Makkah, bilang GEA mendorong pelanggaran terhadap kodrat manusia. "Manusia diwajibkan mencari perlindungan Tuhan dalam masa-masa sulit," ujarnya.
Puluhan ribuan warga Saudi ikut mengecam festival komik itu dan GEA. Tanda pagar #bencana baru bagi hiburan di Riyadh menjadi topik tersohor di Twitter.
Lewat keterangan tertulis, GEA menyesalkan penyelenggara festival komik di Jeddah telah melanggar salah satu syarat dari izin diberikan. GEA menambahkan mereka telah memberikan sanksi kepada panitia penyelenggara festival komik tersebut. "Kami sangat ingin memelihara nilai, etika, dan tradisi, serta mempertimbangkan semua ini sebagai prioritas dalam semua proyek dan kegiatan hiburan bakal digelar."