kabar
Aliansi Anti Perang kecam lawatan Raja Salman di Indonesia
Mereka menyebut Raja Salman sebagai agresor sekaligus penjahat perang.
07 Maret 2017 11:43Sebanyak 25 orang dari Aliansi Anti Perang dan Aliansi Hak Asasi Manusia berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, 6 Maret 2017. (Hadi Joban buat Albalad.co)
Faisal Assegaf
Sebanyak 25 orang dari Alinasi Anti Perang dan Aliansi Hak Asasi Manusia kemarin siang berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta. Mereka menolak sekaligus mengutuk lawatan Raja Salman bin Abdul Aziz di Indonesia.
Setelah kunjungan kenegaraan di Jakarta, 1-3 Maret, Raja Salman dan rombongan berjumlah lebih dari seribu orang berlibur di Bali selama 4-12 Maret.
Para demonstran itu membawa beragam spanduk isinya mengecam Raja Salman atas intervensi militer Saudi di negara tetangga Yaman. Protes tersebut berlangsung tepat saat Perang Yaman bulan ini genap dua tahun.
Dalam pernyataan sikapnya, Aliansi Anti Perang menjelaskan perang berkepanjangan di Yaman telah menewaskan tiga ribu warga sipil dan melukai 15 ribu lainnya. Sekitar 150 ribu orang terpaksa mengungsi. Organisasi bantuan internasional juga mengecam Saudi karena telah menyebabkan rakyat Yaman elaparan dan anak-anak menderita kekurangan gizi akut.
Menurut Aliansi Anti Perang, dalam laporan untuk Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, seorang ahli menyebutkan pasukan koalisi dipimpin Saudi telh melakukan 119 pelanggaran atas hukum kemanusiaan internasional.
"Karena itu kita berhak menyatakan Raja Salman bin Abdul Aziz tidak lebih dari agresor dan penjahat perang," kata Aliansi Anti Perang. "Kami menoolak kunjungan Salman karena Indonesia adalah tanah kebebasan."