kabar
Senyum Umar Syarif di sisi Dato Tahir
Dato Tahir mengunjungi keluarga Abu Bassam, pengungsi asal Suriah kini tinggal di Irbid, Yordania.
03 April 2017 02:20UNHCR Eminent Advocate Dato Tahir saat berkunjung ke kediaman keluarga Abu Bassam, pengungsi asal Suriah kini tinggal di Irbid, Yordania, pada 2 April 2017. (Faisal Assegaf/Albalad.co)
Faisal Assegaf
Setelah mengunjungi proyek percontohan sekolah bertenaga surya di Irbid, utara Ibu Kota Amnan, Yordania, UNHCR Eminent Advocate Dato Tahir dan rombongan kemarin melawat ke kediaman keluarga Abu Bassam, pengungsi asal Homs, Suriah, juga di Irbid.
Abu Bassam tinggal dalam flat tiga kamar bareng istri dan enam anaknya. Dia masih menunggu proses agar keluarganya bisa masuk daftar pengungsi menerima.
Dato Tahir tidak sungkan duduk di atas karpet lusuh dalam ruangan keluarga pengap berukuran 3x3 meter persegi itu. Dia berbincang Abu Bassam melalui seorang staf UNHCR (Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Pengungsi) sebagai penerjemah.
Bos Mayapada Group itu mendapat penjelasan Abu Bassam bekerja serabutan untuk menghidupi keluarganya, termasuk membayar uang sewa rumah 50 dinar per bulan.
Sebagai pekerja serabutan, penghasilannya tidak tentu. Sehingga dia sering meminjam dari temannya atau kerabatnya tinggal di Amerika Serikat. "Saya mendapat penghasilan 20 sampai 50 dinar sebulan," kata Abu Bassam kepada Dato Tahir.
Sebelum perang meletup di Suriah pada Maret 2011, keluarga Abu Bassam hidup tenang di Homs. Dia memiliki toko kelontong buat menghidupi keluarganya.
Kepada Dato Tahir, Abu Bassam berharap segalanya akan membaik. Anak-anaknya bisa bersekolah dan dirinya bisa memperoleh pekerjaan layak untuk menafkahi keluarganya.
Dato Tahir begitu terenyuh mendengar penderitaan keluarga Abu Bassam. Dia langsung meminta stafnya memberikan seamplop fulus kepada ayah enam anak itu.
Staf UNHCR kemudian bilang dalam bahasa Arab," Taal ila ammukum ( mendekatlah kemari kepada paman kalian."
Hanya Saat, putri sulung, dan Umar, anak ketiga, mau duduk di samping kiri dan kanan Dato Tahir. Sedangkan Bassam, anak kedua, malu.
Dato Tahir kemudian bercanda dengan Sahat dan Umar, seolah bermain dengan keponakannya sendiri. Kepada Umar, Dato Tahir berharap dia bisa menjadi aktor Arab terkenal seperti Umar Syarif, bintang film Hollywood legendaris asal Mesir wafat dua tahun lalu dalam usia 83 tahun.
Memang sejak ketibaan Dato Tahir, Umar terus tersenyum mebghadap ke arah kamera.
Bagi Dato Tahir membantu orang-orang memerlukan, termasuk pengungsi Suriah, bukan sekadar sedekah. "Ini adalah komitmen hidup saya," ujar filantrofis berharta US$ 2,8 miliar ini, dalam sambutan di acara pertemuan dengan masyarakat Indonesia Sabtu malam lalu.