kabar
UEA rekrut imam dari Indonesia buat kebutuhan Ramadan
Para imam masjid terpilih akan mendapat gaji 6.300 dirham atau sekitar Rp 22 juta, tempat tinggal di lingkungan masjid, kebutuhan air dan listrik, biaya pendidikan anak, dan asuransi kesehatan.
16 April 2017 01:49Proses seleksi calon imam masjid akan bertugas di Uni Emirat Arab selama Ramadan 2017. Seleksi ini berlangsung pada 14-17 April 2017. (KBRI Abu Dhabi buat Albalad.co)
Faisal Assegaf
Selama 14-17 April, Uni Emirat Arab (UEA) melakukan proses seleksi untuk merekrut imam asal Indonesia, buat memenuhi kebutuhan selama Ramadan tahun ini, seperti dilansir siaran pers KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Ibu Kota Abu Dhabi, UEA, diterima Albalad.co kemarin.
Proses seleksi dilakukan antara Kementerian Agama Urusan Umum (Majelis AWQAF) dan Kementerian Agama di Jakarta. Dalam proses pemilihan itu, UEA mengirim delegasi beranggotakan lima orang, dipimpin oleh Muhammad Ubaid Rosyid al-Mazrui, Direktur Eksekutif Urusan Islam Majelis AWQAF.
Duta Besar Indonesia buat UEA Husin Bagis menjelaskan para imam tersebut nantinya memperoleh akomodasi, transportasi, dan tunjangan hidup sangat layak selama bertugas di UEA.
"Hal ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah UEA terhadap para imam terbaik dari Indonesia," kata Husin. "Tidak mudah untuk menjadi imam di masjid-masjid di UEA, bahkan untuk para Emirati."
Ketika dihubungi melalui WHatsApp keamrin, Dori Repyo Nugroho, staf penerangan, sosial, dan budaya KBRI Abu Dhabi, menjelaskan dari 60 orang mengikuti seleksi, akan dipilih 10-20 saja. Sebanyak 3-4 orang akan bertugas di masjid di Abu Dhabi, sisanya di wilayah lain.
Dori bilang para imam masjid terpilih akan mendapat gaji 6.300 dirham atau sekitar Rp 22 juta, tempat tinggal di lingkungan masjid, kebutuhan air dan listrik, biaya pendidikan anak, dan asuransi kesehatan. "Mereka bertugas memimpin salat lima waktu, salat tarawaih, dan menjadi khatib Jumat," ujarnya.
Hubungan bilateral antara Indonesia dan UEA di sektor politik, ekonomi, sosial, dan budaya meningkat sejak kunjungan resmi Presiden Joko Widodo pada September 2015.