kabar
Erdogan menangi pemilihan presiden Turki
Turki beralih ke sistem presidensial.
25 Juni 2018 04:49Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sedang mengajari cucunya, Ahmet Akif Albayrak, di Marmaris, pada 15 Juli 2016. (Hurriyet Daily News)
Faisal Assegaf
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memenangi pemilihan presiden digelar kemarin.
"Bangsa ini telah membebankan kepada saya tanggung jawab sebagai presiden dan untuk menjalani tugas eksekutif," kata Erdogan dalam pidato di Kota Istanbul disiarkan melalui televisi, setelah proses penghitungan suara hampir rampung.
Pelaksanaan pemilihan presiden itu merampungkan proses transisi Turki dari sistem pemerintahan parlementer ke presidensial.
Ketua Dewan Pemilihan Tertinggi Turki Sadi Guven hari ini bilang 97,7 persen suara masuk telah dihitung. Hasilnya, Erdogan menang dengan perolehan lebih dari 50 persen.
Erdogan menegaskan penerapan sistem presidensial bisa menciptakan kestabilan dan kesejahteraan bagi Turki, terutama setelah kudeta gagal pada 2016. Keadaan darurat ditetapkan sejak itu masih berlaku.
Sekitar 50 ribu orang ditangkap dan 110 ribu pegawai negeri diberhentikan selama keadaan darurat berlaku. Kaum pembangkang menilai status darurat sekadar upaya Erdogan membungkam oposisi.
Dengan sistem presidensial, Erdogan berwenang membentuk pemerintahan. Dia berhak memilih wakil presiden menteri, dan pejabat tinggi, mengeluarkan dekrit, menyiapkan anggaran, serta menentukan kebijakan-kebijakan keamanan.
Sedangkan parlemen sekadar menerima atau menolak usulan anggaran.
Erdogan tidak pernah kalah dalam pemilihan umum dan berkuasa sejak 2003. Mulanya dia menjabat perdana menteri.
Pada pemilihan umum kali ini, lebih dari 59 juta orang memiliki hak pilih.