kabar
Amnesty International: Arab Saudi setrum dan cambuk aktivis dalam penjara
Satu aktivis perempuan bahkan diciumi, dipeluk, dan digerayangi tubuhnya oleh sejumlah interogator bertopeng.
22 November 2018 03:20Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman. (Arab News)
Faisal Assegaf
Amnesty International Selasa lalu mengklaim para aktivis hak asasi manusia, termasuk perempuan, mendapat siksaan, pelecehan seksual, dan perlakuan tidak manusiawi dalam penjara Dhahban di Kota Jeddah, Arab Saudi.
Laporan Amnesty International ini kian membikin negara Kabah itu menjadi sorotan, setelah awal bulan lalu wartawan Jamal Khashoggi dibunuh dalam kantor Konsulat Arab Saudi di Kota Istanbul, Turki.
Mengutip tiga kesaksian berbeda, Amnesty mengungkapkan para tahanan aktivis itu disiksa dengan cara disetrum dan dicambuk. "Akibatnya beberapa orang tidak dapat berjalan atau berdiri tegak."
Aktivis-aktivis hak asasi manusia ini telah ditahan tanpa tuduhan sejak Mei lalu.
Amnesty menyebut seorang aktivis juga digantung dengan posisi kepala di bawah. Satu aktivis perempuan bahkan diciumi, dipeluk, dan digerayangi tubuhnya oleh sejumlah interogator bertopeng.
Menurut Amnesty, seorang aktivis perempuan lainnya beberapa kali berusaha bunuh diri.
Namun Amnesty tidak menyebut identitas dari aktivis disiksa dan dilecehkan. Lembaga pemantau hak asasi manusi ini juga menjelaskan bagaiman mereka mendapatkan kesaksian itu.
Sejak Pangeran Muhammad bin Salman dipilih menjadi putera mahkota, Juni tahun lalu, Arab Saudi getol menangkapi aktivis, wartawan, akademisi, pangeran, dan ulama dianggap membangkang terhadap penguasa.