kabar
Israel akui pasok senjata ke para pemberontak Suriah
Namun sokongan dari Israel ini masih lebih kecil ketimbang bantuan dari Qatar, Arab Saudi, Turki, dan Amerika Serikat.
15 Januari 2019 03:52UNHCR Eminent Advocate Dato Tahir bercengkerama dengan keluarga Abu Muhammad, pengungsi asal Suriah tinggal di kamp Azraq, Yordania, 3 April 2017. (Faisal Assegaf/Albalad.co)
Faisal Assegaf
Panglima Angkatan Bersenjata Israel Gadi Eisenkot, bakal pensiun pekan ini, Ahad lalu mengakui negaranya memasok senjata bagi kelompok-kelompok pemberontak beroperasi di Dataran Tinggi Golan, merupakan daerah perbatasan antara Suriah dan Israel.
Dalam wawancara khusus dengan the Sunday Times, dia mengungkapkan Israel memberikan senjata-senjata ringan agar para pemberontak Suriah itu dapat bertahan.
Suplai senjata Israel kepada beragam kelompok pemberontak di Suriah sudah lama disebut oleh Damaskus, namun tidak pernah dibenarkan oleh para pejabat Israel. Negara Zionis itu hanya mengakui memberikan bantuan kemanusiaan untuk pengungsi.
Pengakuan Eisenkot menunjukkan Israel kian terbuka mengenai keterlibatan mereka dalam pemberontakan di Suriah. Dalam sejumlah wawancara, dia bilang Israel melakukan 200 hingga 400 serangan terhadap target-target milik Iran di negara Syam itu.
Bahkan tahun lalu, dia mengatakan Israel menjatuhkan dua ribu bom atas sasaran-sasaran kepunyaan Irak di Suriah. "Kami melancarkan ribuan serangan dalam beberapa tahun terakhir tanpa dimintai tanggung jawab atau disebut sebagai pelaku," kata Eisenkot.
Ahad lalu pula, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengakui dua hari sebelumnya jet-jet tempur Israel menyerbu gudang senjata milik Iran di Bandar Udara Internasional Damaskus.
Dalam laporannya September tahun lalu, majalah Foreign Policy menulis Israel diam-diam memasok senjata dan dana kepada 12 kelompok pemberontak Suriah, agar mampu mencegah milisi sokongan Iran dan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) mendekati daerah perbatasan dengan Israel.
Foreign Policy menyebut dukungan negara Bintang Daud itu kepada para pemberontak Suriah dimulai sejak 2013, termasuk mendanai para pemberontak beroperasi di Qunaitra dan Daraa.
Pada 2013, militer Suriah menyatakan telah menyita senjata-senjata asal Israel dari tangan pemberontak. Foreign Policy menyatakan Israel memasok berbagai senjata, termasuk senapan serbu, senapan mesin, dan pelontar mortir. Namun sokongan dari Israel ini masih lebih kecil ketimbang bantuan dari Qatar, Arab Saudi, Turki, dan Amerika Serikat.