kabar
1.600 warga Arab Saudi jalani operasi ganti kelamin
Kebanyakan adalah perempuan ingin menjadi lelaki.
15 Januari 2019 10:30Perempuan Arab Saudi mengendarai sepeda motor. (Arab News/Supplied)
Faisal Assegaf
Dalam 35 tahun terakhir, 1.600 warga Arab Saudi menjalani operasi ganti kelamin, seperti dilansir surat kabar Al-Watan.
Dr. Yasir Jamal, Kepala Pusat Operasi Ganti Kelamin di Universitas Raja Abdul Aziz, Jeddah, bilang 93 persen dari jumlah itu melaksanakan operasi ganti kelamin semasa kecil. Hanya tujuh persen pasien menjalani operasi ganti kelamin ketika sudah dewasa.
Dia mengatakan kebanyakan dari 1.600 orang itu adalah perempuan ingin menjadi lelaki.
Kaum hawa di Arab Saudi memang terkekang. Baru tahun lalu, mereka dibolehkan menonton laga sepak bola di stadion, menyetir mobil dan mengendarai sepeda motor, serta bbeas untuk bekerja.
Jamal menegaskan operasi ganti kelamin dibolehkan menurut syariat Islam kalau orang bersangkutan menderita penyakit, namun diharamkan jika atas kemauan pribadi. Dia menyesalkan tidak banyak orang mengetahui pernah ada operasi ganti kelamin di negara Kabah itu.
Menurut dia, orang-orang ingin mengubah kelaminnya lantaran mengalami kebencian atau kehilangan identitas seksualnya. "Kebanyakan mereka menjalani operasi ganti kelamin karena menjadi korban dari sebuah keadaan tertentu. Mereka meyakini mereka terkurung dalam tubuh salah," kata Jamal.
Dia menambahkan sekitar 60 persen dari mereka bunuh diri sebelum dan setelah menjalani operasi ganti kelamin.
Jamal pernah menjumpah kasus aneh. Seorang lelaki 80 tahun datang ke kliniknya dan meminta agar adik perempuannya, berusia 70 tahun dan sudah menikah, menjalani operasi ganti kelamin.
Tapi setelah diberitahu kalau adiknya itu berganti kelamin menjadi lelaki, dia bakal menerima jatah warisan sama dengan dirinya, pria sepuh itu pergi. "Dia membatalkan rencana itu karena takut sebagian warisan menjadi jatahnya akan diterima adiknya," ujar Jamal.