kabar
Perempuan asing tidak wajib berabaya di Arab Saudi
Sejak awal tahun ini muncul gerakan kaum hawa Saudi menolak berabaya ketika keluar rumah. Mereka menanggapi pernyataan Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman tahun lalu: Islam tidak mewajibkan perempuan berabaya.
28 September 2019 01:14Ilustrasi perempuan Arab sedang berbicara di telepon seluler. (Arab News)
Faisal Assegaf
Arab Saudi kembali melakukan perubahan seiring kebijakan penerbitan visa turis dimulai hari ini. Ketua SCTH (Komisi Turisme dan Warisan Nasional Saudi) Ahmad al-Khatib kemarin bilang perempua tidak diwajibkan berabaya selama berkunjung ke Arab Saudi.
Meski begitu, dia mengatakan perempuan asing harus berpakaian sopan selama berada di negara Kabah itu.
Selama beberapa dasarwasa, perempuan Saudi dan asing mesti berabaya ketika berada di tempat umum.
Saat ditanya apakah perempuan Saudi juga tidak diwajibkan berabaya lagi, Al-Khatib menolak berkomentar. "Sampai sekarang kami tidak pernah membahas hal ini karena tidak pernah menjadi masalah," katanya. "Berabaya adalah bagian dari budaya kami."
Meski begitu, sejak awal tahun ini muncul gerakan kaum hawa Saudi menolak berabaya ketika keluar rumah. Mereka menanggapi pernyataan Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman tahun lalu: Islam tidak mewajibkan perempuan berabaya.
Dia menepis aturan tidak mewajibkan perempuan asing berabaya akan menimbulkan konflik dengan norma dari ulama. "Kebijakan ini akan diumumkan pemerintah dan pemerintah adalah otoritas tertinggi," ujarnya.
Al-Khatib menjelaskan dengan penerbitan visa pelancong ini, pemerintah Saudi menargetkan bisa menggaet 62 juta wisatawan asing per tahun pada 2022 dan seratus juta pelancong luar negeri tiap tahun di 2030. Saat ini, Saudi kebanjiran 40 juta turis asing saban tahun, terutama untuk urusan umrah dan haji.