kabar
Demonstrasi massal di Irak sudah tewaskan 93 orang
Muqtada as-Sadr meminta pemerintahan dipimpin Perdana Menteri Adil Abdil Mahdi segera berhenti dan menggelar pemilihan umum di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
05 Oktober 2019 16:51Demonstrasi di Irak menuntut perbaikan layanan kepada masyarakat. (Twitter)
Faisal Assegaf
Unjuk rasa besar-besaran berujung bentrokan dengan aparat keamanan terjadi di Ibu Kota Baghdad dan kota-kota lainnya sejak Selasa lalu telah menewaskan hampir seratus orang.
Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) Irak hari ini menyebutkan korban tewas sudah mencapai 93 orang, termasuk 18 dibawa ke sebuah rumah sakit di Baghdad. Sedangkan korban luka empat ribu orang. Komisi HAM Irak memperkirakan jumlah korban akan terus bertambah.
Demonstrasi massal ini - kebanyakan dilakukan anak-anak muda - memprotes tingginya pengangguran, wabah korupsi, dan salah urus negara.
Buat menghindari pertumpahan darah terus berlanjut, ulama muda Syiah tersohor Muqtada as-Sadr meminta pemerintahan dipimpin Perdana Menteri Adil Abdil Mahdi segera berhenti dan menggelar pemilihan umum di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa. "Saya tidak bisa diam melihat darah rakyat Irak tumpah," katanya.
Seruan Muqtada ini keluar setelah pemimpin sipirtual Syiah di Irak Ayatullah Ali Sistani meminta pemerintah segera menanggapi permintaan pengunjuk rasa. Dia memperingatkan protes bakal terus menguat kalau pemerintah tidak segera mengambil langkah jelas dan tegas dalam menanggapi tuntutan demonstran.
Sejauh ini demonstrasi serupa belum meletup di provinsi-provinsi di utara dan barat Irak.