kabar
Sudan tetapkan Natal sebagai hari libur resmi
Bulan ini, Amerika Serikat sudah menghapus Sudan dari daftar negara mengancam kebebasan beragama.
29 Desember 2019 01:10Gereja di Sudan. (1234christmas.com)
Faisal Assegaf
Untuk pertama kali sejak 2011, pemerintah Sudan tahun ini menetapkan Natal sebagai hari libur nasional di negara itu.
Menurut William Abbas, warga Sudan beragama Nasrani, di masa lalu kaum Kristen merasa bukan bagian dari warga negara Sudan. "Kami orang-orang Nasrani diperlakukan sebagai kasta terendah dibanding pemeluk agama lainnya," katanya.
Namun dia mengaku senang tahun ini pemerintah menetapkan Natal sebagai hari libur resmi nasional.
Pemerintahan Sudan sebelumnya dipimpin Presiden Umar al-Basyir, lengser lewat unjuk rasa massal pada April lalu, berhenti mengakui Natal sebagai hari libur resmi setelah Sudan Selatan - berpenduduk mayoritas Nasrani - pada 2011 memisahkan diri dan menjadi negara merdeka serta berdaulat.
Pemerintahan transisi berkuasa di Sudan untuk tiga tahun sejak Agustus lalu berkomitmen menjadikan Sudan inklusif bagi semua pemeluk agama. Bulan ini, Amerika Serikat sudah menghapus Sudan dari daftar negara mengancam kebebasan beragama.
Pemerintah Sudan, negara berpenduduk mayoritas muslim, ingin menciptakan kesetaraan dalam beragama. Menteri Agama Nasruddin Mufrih menegaskan semua agama mesti diperlakukan setara untuk menciptakan Sudan toleran dalam hal beragama. "Ini soal rakyat Sudan bukan agama Anda anut," ujarnya.
Para pemimpin komunitas kristen di Sudan berharap perubahan ini dapat memperkokoh persatuan nasional. Uskup Agung Khartum Michael Didi Adgum Mongoria menjelaskan cara hidup memisahkan dan membelah penduduk hanya dilakukan oleh partai politik. Dia mengharapkan perubahan kebijakan pemerintah Sudan sekarang akan terus berlanjut untuk mengubah cara hidup, mentalitas, dan cara masyarakat Sudan bergaul dengan sesama.