kabar
Partai terbesar di Sudan tolak normalisasi dengan Israel
Al-Mahdi memperingatkan kesepakatan damai dengan Israel ini akan mengganggu legitimasi pemerintahan transisi Sudan.
25 Oktober 2020 06:50Demonstrasi antipemerintah meletup di Sudan. Para pengunjuk rasa memprotes kenaikan harga roti dan bahan bakar kendaraan bermotor. (Supplied)
Faisal Assegaf
Partai Umat nasional, partai politik terbesar di Sudan, menolak kesepakatan normalisasi negaranya dengan Israel, dicapai Jumat lalu.
Keua Partai Umat Nasional sekaligus mantan Perdana Menteri Sudan Sadiq al-Mahdi kemarin mengecam kesepakatan untuk membina hubungan diplomatik dengan negara Zionis itu. Sebagai protes, dia mundur dari konferensi agama digelar oleh pemerintah di Ibu Kota Khartum.
"Perjanjian ini bertentang dengan hukum berlaku di Sudan...ikut berkontribusi terhadap lenyapnya peluang perdamaian di Timur Tengah dan dapat memicu perang baru," kata Al-Mahdi dalam suratnya kepada penyelenggara konferensi agama itu.
Dia memperingatkan kesepakatan damai dengan Israel ini akan mengganggu legitimasi pemerintahan transisi Sudan, berkuasa hingga 2022.
Sudan tengah menuju proses demokratisasi setelah demonstransi besar-besaran berhasil menggulingkan Presiden Umar al-Basyir pada April tahun lalu. Partai dipimpin Al-Mahdi, perdana menteri terakhir terpilih secara demokratis, beraliansi dengan gerakan demokrasi mampu melengserkan Al-Basyir.
Selain Partai Umat Nasional dua partai oposisi lainnya - Partai Baath Sudan dan Partai Kongres Rakyat - menolak pula kesepakatan normalisasi Sudan-Israel.
Sudan menjadi negara Arab ketiga tahun ini sepakat menjalin hubungan resmi dengan Israel setelah Uni Emirat Arab dan Bahrain.