kabar
Parlemen Irak setujui pengusiran pasukan Amerika
Adil Abdul Mahdi mengakui pagi di hari Sulaimani terbunuh, almarhum dijadwalkan bertemu dirinya buat menyampaikan pesan dari pemerintah Iran untuk Arab Saudi.
05 Januari 2020 23:30Perdana Menteri Irak Adil Abdul Mahdi berpidato di depan anggota parlemen dalam sidang darurat, 5 Januari 2020, akhirnya menyetujui pengusiran pasukan Amerika Serikat dari negara itu. (Screengrab)
Faisal Assegaf
Melalui pemungutan suara, sebanyak 170 dari 328 anggota parlemen Irak kemarin menyetujui sebuah undang-undang mendesak pemerintah segera mengusir pasukan koalisi dipimpin Amerika Serikat dari negara itu.
Keputusan ini dikeluarkan dua hari setelah serangan pesawat nirawak Amerika menewaskan komndan Brigade Quds Mayor Jenderal Qasim Sulaimani dan wakil pemimpin paramiliter PMF (Pasukan Mobilisasi Rakyat) Abu Mahdi al-Muhandis di Bandar Udara Baghdad.
Parlemen Irak menilai serbuan itu melanggar kedaulatan Irak. Akhir bulan lalu, serangan udara Amerika membunuh 25 anggota milisi Kataib Hizbullah, bagian dari PMF. Insiden ini memicu penyerbuan Kedutaan Besar Amerika di baghdad oleh ribuan pengunjuk rasa.
Para anggota parlemen Amerika terbelah soal permintaan dari rakyat Irak marah buat mrngusir pasukan Amerika, sudah berada di Irak sejak invasi 2003 akhirnya menumbangkan rezim Presiden Saddam Husain. Banyak anggota parlemen dari kalangan Kurdi dan Sunni tidak menghadari sidang darurat itu.
Dalam pidatonya di depan anggota parlemen, Perdana Menteri sementara Adil Abdul Mahdi - sudah mengundurkan diri bulan lalu - mengakui pagi di hari Sulaimani terbunuh, almarhum dijadwalkan bertemu dirinya buat menyampaikan pesan dari pemerintah Iran untuk Arab Saudi.
Abdul Mahdi menjadi mediator dalam perundingan tidak langsung antara Arab Saudi dan Iran buat mengakhiri permusuhan antara kedua negara itu.
Saat ini terdapat sekitar 5.200 tentara Amerika di Irak.