kabar
Khamenei menangis sesenggukan saat salati jenazah Sulaimani
"Kehilangan Sulaimani sangat menyakitkan," kata Khamenei kemarin.
07 Januari 2020 01:23Pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei menangis sesenggukan saat memimpin salat jenazah komandan Brigade Quds Mayor Jenderal Qasim Sulaimani di Ibu Kota Teheran, Iran, 6 Januari 2020. (Sky News)
Faisal Assegaf
Pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei menangis sesenggukan saat memimpin salat jenazah komandan Brigade Quds Mayor Jenderal Qasim Sulaimani di Universitas Teheran kemarin. Jamaah ikut meratap.
Jutaan orang membanjiri Ibu Kota Teheran untuk ikut menyalati tokoh paling tersohor di negara Mullah itu setelah Khamenei. Presiden Iran Hasan Rouhani dan komandan baru Brugade Quds, Ismail Qaani, termasuk di barisan terdepan dalam salat jenazah itu.
Emosi Khamenei ini menunjukkan betapa dekatnya hubungan mereka, seperti seorang ayah dan anak. Dalam sebuah foto pada 2018, Khamenei menciu kening Sulaimani. Foto setahun sebelumnya memperlihatkan Khamenei sedang mencium pipi Sulaimani saat perayaan Asyura, memperingati syahidnya Imam Husain bin Ali.
Tidak seperti komandan militer lainnya dalam Garda Revolusi Iran, lelaki 62 tahun itu hanya menerima perintah dari pria 80 tahun ini.
Khamenei juga memberikan penghargaan tertinggi dalam militer, Order of Zulfaqar, hanya kepada Sulaimani. Ketika menyerahkan medali itu, dia bilang dirinya berharap Allah akan membalas jasa-jasa Sulaimani dan mengganjar dirinya dengan mati syahid.
"tentu tidak dalam waktu dekat," kata Khamenei. "Republik Islam Iran membutuhkan dia untuk bertahun-tahun lagi."
Sulaimani pun memandang Khamenei sebagai pemimpin tersayang dan terhormat. "Saya meminta kepada Allah buat mengorbankan nyawa saya bagi Anda," ujarnya lima tahun lalu.
Begitu akrab hubungan keduanya, media Iran menggambarkan Sulaimani seperti Malik Asytar-nya Khamenei, merujuk pada pengikut paling setia dari Imam Ali bin Abi Thalib.
Dan dalam kematiannya, Sulaimani menerima perlakuan tidak pernah diterima siapapun sepanjang sejarah Iran modern. Di disalatkan di berbagai kota: mulai Baghdad, Karbala, dan Najaf di Irak hingga Ahvaz, Mayshad, Teheran, serta Kerman di Iran. Jutaan orang tumpah ruah ke jalan buat menyaksikan mendiang Sulaimani buat terakhir kali.
Mendiang pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatullah Khomeini pun tidak menerima penghormatan semacam itu.
Khamenei mengumumkan masa berkabung tiga hari atas kematian Sulaimani. Sehari setelah dia terbunuh, Khamenei bertakziah ke rumah keluarga Sulaimani di Teheran. Jenazah Sulaimani dikuburkan besok di kampung halamannya, Kerman.
"Kehilangan Sulaimani sangat menyakitkan," kata Khamenei kemarin.