kisah
Jagal Arik dan lembu peliharaan
Ariel Sharon begitu lembut terhadap binatang peliharaannya, tapi bengis kepada rakyat Palestina.
06 April 2015 16:02Mendiang Perdana Menteri Israel Ariel Sharon dan domba peliharaan. (ynetnews.com)
Pandangan banyak orang terhadap mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon terbelah dua. Bagi sebagian besar rakyat Israel dia adalah pahlawan perang, namun mayoritas masyarakat Arab menganggap dia jagal dan pembunuh brutal.
Ariel Sharon, biasa disapa Arik, mengembuskan napas terakhir pada 11 Januari 2014 dalam usia 85 tahun. Ajal menjemput setelah pendiri partai Likud dan Kadima ini koma delapan tahun akibat serangan stroke awal Januari 2006. Jenazahnya dikubur di kawasan peternakannya, Sycamore, Gurun Negev, selatan Israel, sekitar sepuluh kilometer dari perbatasan Jalur Gaza.
Dia dianggap bersalah atas tewasnya 69 orang Palestina, dua pertiga di antara mereka adalah perempuan dan anak-anak. Mereka terbunuh akibat serangan Unit 101 dipimpin Arik, ketika itu berusia 25 tahun. Serbuan ini berlangsung di Desa Qibya, Rabu malam, 14 Oktober 1953.
Arik juga diyakini sebagai otak pembantaian lebih dari 700 warga Palestina di kamp Sabra dan Shatila di Ibu Kota Beirut, Libanon, 18 September 1982. Komisi Kahan dibentuk buat menyelidiki kasus ini menyimpulkan Arik bertanggung jawab atas hal itu karena meremehkan kemungkinan bakal terjadi banjir darah dan balas dendam oleh kelompok Kristen Phalangis.
Namun tidak banyak yang tahu Arik Sang Jagal ternyata penyayang binatang. Dia terlibat langsung dalam perawatan sapi dan domba-domba peliharaannya. Gilad Sharon, putra bungsu Arik, dalam biografi berjudul Life of A Leader menggambarkan betapa ayahnya itu sangat memperhatikan perkembangan lembu-lembu kesayangannya.
Gilad menceritakan Arik bakal mencatat soal kapan seekor anak lembu atau domba lahir, berat, dan jenis kelamin. "Asisten pribadi harus menyelipkan secarik kertas memberitahu saban kali ada anak sapi lahir," tulis Gilad.
Sikap sayang terhadap binatang ini memuluskan perundingan pertukaran tawanan antara Arik dan Raja Husain dari Yordania pada 1997. Padahal pembahasan saat makan malam itu tadinya berjalan kaku. Namun setelah tahu Arik begitu perhatian terhadap sapi peliharaannya, Raja Husain sangat tertarik.
Negosiasi pun berakhir dengan pembebasan dua agen Mossad ditahan setelah berupaya meracuni Kepala Biro Politik Hamas Khalid Misyaal. Mereka ditukar dengan Syekh Ahmad Yasin dan sejumlah tahanan warga Yordania di penjara Israel.
Ironis memang. Arik sungguh lembut dengan hewan peliharaan, namun begitu bengis terhadap warga sipil Palestina.