kisah
Perokok dan teguran Erdogan
Seorang perokok mengabaikan teguran Erdogan hingga dia akhirnya didenda.
04 Februari 2015 04:44Kafe diTurki. (www.hurriyetdailynews.com)
Sehabis berpidato Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan November tahun lalu berkeliling ke Esenier, kawasan kelas pekerja di Kota Istanbul.
Semua mulanya berjalan baik saat Erdogan melambai ke arah orang-orang di jalan dan berbincang dengan anggota rombongannya. Hingga akhirnya dia melihat seorang lelaki tengah asyik merokok di balkon beratap di lantai dua sebuah kedai kopi.
Erdogan berhenti dan dari jalan dia menunjuk ke arah perokok itu. Dia memperingatkan tindakan pria itu melanggar hukum. "Ada sanksi untuk itu," kata Erdogan kepada perokok.
Pemerintah Turki pada 2009 menerapkan undang-undang melarang merokok di semua gedung pemerintah, kafe, bar, restoran, stadion terbuka, taksi, kereta, termasuk beberapa ruang terbuka bertudung.
Aturan itu terbukti berhasil. Dalam empat tahun belakangan jumlah perokok di Turki turun lebih dari sejuta.
Erdogan lantas bertanya kepada Wali Kota Istanbul Kadir Topbas, "Di mana polisi?" Sang wali kota cuma tersenyum sebelum akhirnya menyadari Presiden Erdogan benar-benar serius.
"Anda tahu itu tapi ini salah," ujar Erdogan. "Dia terang-terangan bertindak kasar."
"Lelaki tidak tahu malu ini duduk di sana dan tetap mengisap rokok bahkan sehabis presiden bilang jangan," tutur Topbas.
Topbas berusaha meredakan ketegangan. Dia mengatakan perokok itu bisa berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Namun Erdogan masih gusar dan memerintahkan polisi mendenda lelaki itu di tempat.
Polisi akhirnya mengenakan denda 90 lira atau US$ 40 kepada perokok itu setelah Erdogan pergi.
Erdogan sudah lama dikritik lantaran dinilai terlalu mencampuri gaya hidup rakyatnya. Dia memang pembenci rokok dan pernah bilang ancaman rokok lebih besar ketimbang terorisme.