tajuk
Selamat datang raja baru Saudi
Penobatan memang tinggal menunggu waktu tapi Bin Salman telah menjadi raja walau tanpa mahkota.
18 Desember 2021 07:32Faisal Assegaf
Januari 2022 menandai tujuh tahun penobatan Raja Salman bin Abdul Aziz, penguasa negara Kabah ketujuh. Tapi bisa jadi bulan pembuka di awal tahun depan itu menjadi penahbisan anaknya, Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman, sebagai raja baru.
Sejatinya, sejak merampas posisi putera mahkota dari abang sepupunya, Pangeran Muhammad bin Nayif, pada Juni 2017, Bin Salman sudah bertindak seperti raja. Bahkan sedari dua tahun dia masuk dalam jalur suksesi, ketika masih menjadi wakil putera mahkota.
Sepanjang empat tahun itu, Bin Salman berhasil menguasai sekaligus mengendalikan sendirian tiga sektor penting ada di tiap negara, yakni politik, ekonomi, dan militer.
Kondisi Raja Salman sudah sangat sepuh, 86 tahun, kerap sakit-sakitan dan pikun memudahkan Bin Salman memperkuat posisi sekaligus mengamankan jalannya menunggu takhta. Orang-orang berpengaruh, termasuk ulama dan pangeran senior, dianggap dapat menjegal ditangkapi dan dibungkam.
Sejak Maret 2020, Bin Salman telah menahan sekitar 20 pangeran, termasuk mantan Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Nayif dan calon kuat pengganti Raja Salman, yakni adiknya sendiri Pangeran Ahmad bin Abdul Aziz.
Sila baca: Suksesi sunyi Saudi
Raja Salman sudah jauh dari pusat kuasa di Ibu Kota Riyadh. Sedari pandemi Covid-19 merebak Maret tahun lalu, dia menjalani isolasi di istana barunya di Neom, proyek kota impian Bin Salman di tepi Laut Merah. Entah atas kemauannya atau dipaksa.
Tanda-tanda Bin Salman sudah duduk di singgasana adalah ketika dia menerima Presiden Prancis Emmanuel Macron dan memimpin konferensi tingkat tinggi GCC (Dewan Kerjasama Teluk) di Riyadh.
Penobatan memang tinggal menunggu waktu tapi Bin Salman telah menjadi raja walau tanpa mahkota.