palestina
Israel tidak pernah rela negara Palestina terwujud
"Itu cuma otonomi jika akhirnya terwujud wilayah Palestina bebas militer," kata Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon.
15 Oktober 2014 10:34Bendera Palestina berkibar. (dailysignal.com)
Barangkali ini alasan utama Israel tidak pernah serius berunding. Negara Zionis itu ternyata tidak pernah mau ada negara Palestina merdeka dan berdaulat.
Sikap itu tercermin dari pernyataan Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon. Dia bilang negaranya hanya mau memberikan status otonomi bagi Palestina bukan sebuah negara.
Dalam sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) September tahun ini, Presiden Otoritas Palestina Mahmud Rida Abbas mengumumkan akan mengajukan rancangan resolusi kepada Dewan Keamanan PBB untuk meminta mengakhiri penjajahan Israel atas wilayah Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, paling lambat 2016.
Majelis Umum PBB dua tahun lalu telah mengakui kemerdekaan Palestina dan memberikan status negara peninjau di organisasi internasional itu. UNESCO juga sudah menerima keanggotaan Palestina. Namun semua tindakan sepihak Abbas itu mendapat kecaman Israel bersama Amerika Serikat, sekutu istimewa mereka.
Sebab itu, Yaalon menegaskan Israel hanya akan mengelola konflik ketimbang menyelesaikan konflik dengan Palestina. "Saya tidak akan mengupayakan penyelesaian. Saya akan mencari upaya buat mengelola konflik dan hubungan dalam cara bisa memperkuat kepentingan kami," katanya dalam wawancara khusus dengan Israel Hayom.
Dia tidak peduli soal solusi dua negara seperti proposal disampaikan Arab Saudi dalam Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab 2002 di Ibu Kota Beirut, Libanon. "Biarkan mereka menyebut sebagai kekaisaran Palestina, memangnya saya peduli?" ujar Yaalon. "Itu cuma otonomi jika akhirnya terwujud wilayah Palestina bebas militer."
Yaalon yakin Palestina tidak akan pernah bisa menerima sepenuhnya wilayah kedaulatan mereka seperti sebelum Perang Enam hari, Juni 1967. Dia bilang Abbas tidak pernah berniat mencapai kesepakatan damai dengan Israel.
"Pihak Palestina tidak pernah berpikir batas sebelum 1967 sebagai akhir cerita, mereka tidak pernah mengatakan seperti itu," tutur Yaalon. "Mereka sibuk bukan untuk membikin sebuah negara tapi menghancurkan negara kami dan memastikan Israel tidak ada lagi."
Sejauh ini Israel hanya mau mengakui negara Palestina terwujud lewat perundingan bukan langkah sepihak melalui PBB. Kalau pun ada negara Palestina, Israel menetapkan syarat tidak boleh memiliki angkatan bersenjata.
Tapi cara negosiasi bisa dibilang mustahil. Sebab Israel tidak mau membagi dua Yerusalem dengan Palestina. Mereka menyatakan kota suci tiga agama itu sebagai ibu kota abadi Israel dan tidak bisa dibagi dua dengan musuh bebuyutan mereka itu. Padahal Palestina cuma ingin memiliki negara beribu kota di Yerusalem Timur.