palestina
Senyum Ivanka air mata Gaza
Secara keseluruhan, sejak protes berlangsung delapan pekan lalu, sudah 109 orang terbunuh dan sembilan ribu lainnya cedera.
17 Mei 2018 22:08Suasana dalam kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem di hari pertama Ramadan, 17 Mei 2018. (Albalad.co)
Faisal Assegaf
Kegembiraan tampak membuncah Senin lalu dalam peresmian Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan istrinya Sara serta Ivanka Trump bareng suaminya Jared Kushner banyak memamerkan senyum.
Setelah pidato disampaikan Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel David Friedman, pidato melalui saluran satelit oleh Presiden Amerika Donald Trump, dan sambutan dari Netanyahu, giliran Ivanka - bergaun Ralph Lauren berwarna coklat terang - tersenyum girang sambil membuka kain penutup plakat nama gedung, berubah dari Konsulat Amerika menjadi Kedutaan Besar Amerika. Tepuk riuh langsung membahana.
Sekitar 80,5 kilometer dari kota suci bagi tiga agama itu, 45 ribu warga Jalur Gaza tengah berdemonstrasi di sepanjang perbatasan dengan Israel. Mereka murka dan mengamuk dengan bekal seadanya. Membakar ban, melempar molotov dan batu, atau menerbangkan layangan diganduli bom molotov.
Balasan dari Israel sungguh kelewat batas> Para penembak jitu menyasar siapa saja: mulai bayi hingga kakek renta, perempuan dan anak-anak, orang normal sampai cacat.
hasilnya Senin lalu itu 63 orang meninggal termasuk bayi delapan bulan bernama laila al-Ghandur. Dia mengembuskan napas terakhir karena sesak napas terkena tembakan gas air mata dari tentara Israel. Lebih dari 2.400 lainnya luka.
Secara keseluruhan, sejak protes berlangsung delapan pekan lalu, sudah 109 orang terbunuh dan sembilan ribu lainnya cedera.
Sekitar dua juta warga Gaza sudah dibekap penderitaan sejak negara Zionis itu memberlakukan blokade darat, laut, dan udara sebelas tahun lalu. Ketika saya ke sana pada 2012, hidup mereka tidak memiliki masa depan. Kerjaan susah dan harga serba mahal.
Listrik bakal padam mulai magrib hingga besok pagi. Hanya orang-orang berkantong tebal dapat menikmati penerangan di malam hari dengan menyalakan generator. Saban menjelang matahari terbenam, deru generator tampak terdengar di kawasan pertokoan di Kota Gaza.
Kesuraman hidup di Gaza membikin Hiba Ziad, gadis saya kenal, bersumpah untuk tidak menikah selamanya. "Buat apa saya kawin? Kalau nanti punya anak, mereka tidak bisa memiliki masa depan indah," katanya seraya menatap ke arah jendela menghadap ke jantung Kota Gaza.
Ivanka dan ayahnya boleh tersenyum merayakan kemenangan karena berhasil memindahkan kedutaan dari Ibu Kota tel Aviv ke Yerusalem. Namun tindakan mereka membuat air mata warga Gaza mengalir kian deras.