wawancara
Islam tidak antisejarah
"Itu amat disayangkan, apalagi mereka memakai nama Islam. Islam tidak seperti itu," kata Nayif al-Fayiz.
08 Mei 2015 00:01Menteri Pariwisata dan Kepurbakalaan Yordania Nayif al-Fayiz tengah berbincang dengan seorang pelancong di kota kuno Al-Bitra (Petra), Kamis, 30 April 2015. (Faisal Assegaf/Albalad.co)
Dikelilingi sejumlah pejabat dan pengawal, Menteri Pariwisata dan Kepurbakalaan Yordania Nayif al-Fayiz berjalan menyusuri kota kuno Petra, dalam bahasa Arab disebut Al-Bitra.
"Saya sudah 40 kali ke Petra," kata Fayiz, bersetelan safari coklat muda, kepada Albalad.co. "Perlu tiga hari untuk mengelilingi seluruh Petra."
Dia memastikan Petra aman dari ancaman ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) telah menghancurkan situs-situs bersejarah dan kota kuno di Irak serta Suriah.
Berikut penuturan Nayif al-Fayiz kepada Faisal Assegaf dari Albalad.co.
Kapan kota kuno Petra ditemukan?
Kota kuno ini ditemukan oleh ahli purbakala asal Swiss 200 tahun lalu ketika dia sedang mencari makam Nabi Harun.
Berapa luas Petra?
Luasnya sekitar 240 kilometer persegi.
Berapa lama untuk mengelilingi Petra?
Anda perlu tiga hari buat mengelilingi Petra (seraya tertawa).
Apa agenda Anda ke Petra?
Saya ingin memantau situasi di Petra.
Sudah berapa kali Anda ke Petra?
40 kali.
Kenapa perbedaan harga tiket masuk antara pelancong asing dan orang Yordania besar sekali?
Kami biasanya berusaha untuk menggratiskan tiket masuk bagi warga Yordania. Jadi kami bisa mendorong mereka untuk lebih sering mengunjungi Petra.
Ketika ISIS menghancurkan kota kuno di Irak dan Suriah, apakah Anda khawatir Petra juga bakal menjadi sasaran?
Kami tidak merasa terancam oleh ISIS. Kami di sini aman.
Apa komentar Anda soal ISIS menghancurkan situs-situs bersejarah di Irak dan Suriah?
Itu amat disayangkan, apalagi mereka memakai nama Islam. Islam tidak seperti itu.