kabar
Puteri dari Kerajaan Bahrain jalani operasi di Israel
"Dia bilang dia percaya Israel tempat terbaik untuk menyembuhkan dia," ujar Kara.
10 Februari 2016 09:01Staf Rumah sakit Rambam di Kota Haifa, Israel. (Ilustrasi/Courtesy)
Keluarga Kerajaan Bahrain rupanya sangat meyakini kualitas layanan kesehatan di Israel meski kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik. Karena itu, seorang puteri dari negara Arab Teluk ini lebih memilih menjalani operasi untuk menyelamatkan nyawanya di negara Zionis itu ketimbang menerima tawaran dari Amerika Serikat.
Kejadiannya pada 2010. Puteri tidak disebutkan identitasnya ini dioperasi di Rumah Sakit Rambam di Kota Haifa, Israel. Proses penyembuhan dilanjutkan dengan terapi di rumah sakit di Nesher. Hingga sembuh, sang puteri menjalani dua bulan perawatan di Israel.
"Di Bahrain dia tidak punya kesempatan untuk menyelamatkan hidupnya," kata Wakil Menteri Kerja Sama Kawasan Israel Ayub Kara kepada surat kabar the Times of Israel Senin lalu. "Akhirnya kami menerim dia di sini, dia lantas dioperasi dan menjalani proses penyembuhan di Nesher, kota bersebelahan dengan Haifa."
Seorang juru bicara Rumah Sakit Rambam membenarkan puteri dari Bahrain itu memang menjalani operasi di tempat mereka pada 2010. Namun sejak saat itu, menurut dia, tidak ada lagi anggota keluarga Kerajaan Bahrain dirawat di rumah sakit itu.
Kara menolak menyebut identitas atau penyakit diderita sang puteri. Dia bilang keputusan untuk menerima pasien istimewa itu dirawat di Israel atas persetujuan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dia menjelaskan sang puteri tadinya mendapat tawaran untuk menjalani operasi di Amerika Serikat, tapi dia menolak. "Dia bilang dia percaya Israel tempat terbaik untuk menyembuhkan dia," ujar Kara. "Dia bilang dia hanya ingin menjalani operasi di Israel."
Gara-gara kejadian itu, para pejabat Bahrain lalu mengundang Kara ke Ibu Kota Manama untuk membahas bagaimana buat mempererat kerja sama kedua negara.
Kara menegaskan hubungan dengan semua sekutu Arab Saudi sangat penting buat Israel. Dia menambahkan para sekutu negara Kabah itu di kawasan Teluk Persia ingin memperkuat hubungan dengan Israel karena musuh mereka sama. "Ancaman ini adalah Iran. Kami memiliki banyak kemiripan saat ini," tutur Kara.