kabar

Muqtada Sadr menangi pemilihan umum Irak

Dia merupakan putra dari ulama berpengaruh Muhammad Sadiq as-Sadr, dibunuh lantaran menentang rezim Saddam Husain.

19 Mei 2018 23:55

Koalisi politik dipimpin ulama tersohor Muqtada as-Sadr, musuh lama Amerika Serikat juga menolak pengaruh Iran di Irak, memenangi pemilihan umum parlemen Irak digelar Sabtu pekan lalu. 

Komisi Pemilihan Umum Irak hari ini mengumumkan blok Sairun dipimpin Sadr meraup 54 kursi parlemen. Namun Sadr tidak bisa menjadi perdana menteri karena tidak mencalonkan diri menjadi anggota parlemen.

Aliansi Kemenangan dikomandoi Perdana Menteri Haidar al-Abadi berada di posisi ketiga dengan raihan 42 kursi, di belakang blok Al-Fatih memperoleh 47 kursi.

Al-Fatih diketuai Hadi al-Amiri, memiliki hubungan dekat dengan Iran dan memimpin paramiliter Syiah dalam mengalahkan milisi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah).

Pengaruh Sadr adalah warisan keluarga. Dia merupakan putra dari ulama berpengaruh Muhammad Sadiq as-Sadr, dibunuh lantaran menentang rezim Saddam Husain. 

Di basis pendukungnya di Sadr City, Ibu Kota Baghdad, masih terlihat poster-poster ayahnya.

 

Peresmian Kedutaan Besar Uni Emirat Arab di Ibu Kota Tel Aviv, Israel. (@UAEinIsrael)

UEA beli tanah di Israel untuk bangun kedutaan

UEA saat ini menyewa tempat untuk kedutaannya di gedung Bursa Tel Aviv.

Mantan imam Masjid Al-Haram di Kota Makkah Syekh Saleh bin Muhammad at-Talib dibebaskan dari penjara pada September 2025 setelah ditangkap pada q8 Agustus 2018.

Saudi bebaskan eks imam Masjid Al-Haram dari penjara setelah mendekam tujuh tahun

Syekh Saleh at-Talib ditangkap pada Agustus 2018 tidak lama setelah menyampaikan khotbah tentang perlunya mengecam kejahatan di depan umum. 

Presiden baru Irak, Abdul Latif Rasyid, dipilih oleh parlemen pada 13 Oktober 2022. (Rudaw)

Setelah molor setahun, Irak punya presiden dan perdana menteri baru

Sebanyak 73 anggota parlemen dari blok Sadr tidak ikut voting.

Dalam jumpa pers di kediamannya di Kota Najaf, selatan Irak, 30 Agistus 2022, Muqtada as-Sadr memerintahkan semua pengikutnya mundur dari Zona Hijau, Ibu Kota Baghdad. (Supplied)

Sadr sang penentu

"Saya menentang konflik bersenjata dan pertempuran terjadi kemarin," kata lelaki 48 tahun ini. "Saya tidak ingin melancarkan revolusi dengan senjata."





comments powered by Disqus