kabar
Muqtada Sadr ancam berhentikan paksa perdana menteri Irak
Sejauh ini paling tidak 147 orang terbunuh dan lebih tujuh ribu lainnya luka akibat kekerasan dilakukan pasukan pemerintah dan milisi sekutunya.
27 Oktober 2019 05:46Tokoh Syiah di Irak Muqtada as-Sadr. (Middle East Monitor)
Faisal Assegaf
Ulama Syiah berpengaruh di Irak, Muqtada as-Sadr, kemarin mengeluarkan ultimatum kepada pemerintahan dipimpin Perdana Menteri Adil Abdul Mahdi. Dia mendesak pemerintah Irak segera memenuhi tuntutan demonstran atau berhenti.
Kalau gagal melakoni keduanya, Sadr mengancam memberhentikan paksa Abdul Mahdi. Peringatan dari Sadr ini keluar di tengah demonstrasi massal berlangsung di seantero negara Dua Sungai itu. Unjuk rasa Jumat lalu menewaskan 63 orang dan mencederai lebh dari 2.500 lainnya.
Sadr meminta Abdul Mahdi untuk berhenti menindas rakyat. Jika hal ini terus dilakukan, Irak terancam mengalami perang saudara. "Berhenti sebelum Anda dipaksa untuk berhenti, atau buat perubahan sebelum Anda dilengserkan," kata Sadr.
Demonstrasi menentang korupsi, pengangguran, dan tidak berfungsinya layanan umum di Irak dimulai 1 Oktober lalu, berlangsung di Ibu Kota Baghdad dan tujuh provinsi lainnya. Sejauh ini paling tidak 147 orang terbunuh dan lebih tujuh ribu lainnya luka akibat kekerasan dilakukan pasukan pemerintah dan milisi sekutunya.
Sadr, memiliki jutaan pengikut dan menguasai salah satu milisi terbesar di Irak dan faksi parlemen terbesar, ikut membantu terbentuknya pemerintahan sekarang. Namun dia kini menarik dukungan terhadap Abdul Mahdi dan sudah memerintahkan milisi Saraya as-Salam untuk bersiaga.
Demonstrasi di provinsi Maisan dan Nasiriyah, basis dukungan terbesar Sadr di wilayah selatan, adalah terburuk dalam dua hari terakhir. Para pengunjuk rasa menyerang dan membakar markas-markas faksi-faksi bersenjata pro-Iran, termasuk markas Badr.