kisah

Dinasti Rothschild dan kelahiran Israel

"James Armand Rothschild telah memainkan sebuah peran sangat penting dalam pembentukan Israel dan pemenuhan visi Zionis," ujarnya.

28 Februari 2024 11:59

Senin lalu, menjadi hari berduka bagi keluarga besar Rothschild, dinasti perbankan ternama di Eropa sejak abad ke-18. Nathaniel Charles Jacob Rothschild merupakan baron keempat Dinasti Rothschild mengembuskan napas terakhir dalam usia 88 tahun.

Dalam pernyataan tertulis kepada kantor berita Press Association, pihak keluarga menggambarkan Jacob sebagai sebuah menara bagi kehidupan banyak orang. "Dia seorang bankir mengagumkan, pecinta seni dan budaya, pelayan publik, pendukung bersemangat terhadap kegiatan-kegiatan amal untuk Israel dan tradisi Yahudi, pecinta lingkungan, serta teman, ayah, dan kakek sangat dicintai."

Sejak 2018 sampai wafatnya, Jacob menjabat presiden Yad HaNadiv (Yayasan Keluarga Rothschild) dibentuk di Israel pada 1958. Dia adalah orang dibalik pembangunan Perpustakaan Nasional Israel, dibuka untuk umum Oktober tahun lalu. Proyek lainnya dibiayai oleh Yad HaNadiv adalah pembangunan gedung Mahkamah Agung Israel.

Sokongan kuat Jacob Rothschild terhadap Israel dan gerakan Zionis mengikuti jejak leluhurnya. Ucapannya tersohor adalah, "Keluarga saya telah membuat Israel."

Kombinasi antara kuasa, fulus, dan pengaruh di seantero Eropa itulah menjadikan Dinasti Rothschild berperan sangat sentral dalam pendirian negara Zionis itu. Dinasti bermula bergerak di sektor tekstil ini dirintis oleh Mayer Amschel Moses Rothschild di Frankfurt, Jerman.

20240226_204117

Ayah delapan anak ini memiliki bisnis perdagangan barang dan penukaran mata uang. Dia juga pemasok pribadi koin untuk Louis, pangeran dari kerajaan Hesse.

Lima anaknya kemudian mengembangkan bisnisnya di sektor tekstil, perdagangan barang, dan perbankan, yakni Amschel von Rothschild di Frankfurt (Jerman), Solomon von Rothschild di Wina (Austria), Nathan Rothschild di London (Inggris), Carl von Rothschild di Napoli (Italia), dan James von Rothschild di Paris (Prancis).

"Adalah Nathan (anaknya Mayer Rothschild) mengangkat Dinasti Rothschild dari pedagang tekstil menjadi konglomerasi tak tertandingi di dunia," kata Moran Gal On, profesor sejarah di Universitas Bar Ilan, Israel.

Dalam tesis program doktornya, Gal On menjelaskan bertolak belaang dengan keyakinan publik, sebagian besar anggota Dinasti Rothschild kurang tertarik dengan Zionisme dan NM Rothschild & Sons, bank milik keluarga Rothschild di London, lebih perhatian pada meraup laba dari investasi ketimbang membangun Eretz Israel (Palestina).

Dari semua anggota Dinasti Rothschild, Wilhelm Karl Rothschild alias Shimon Zeev dikenal sangat religius. Dia adalah salah satu dari tiga putra Carl von Rothschild.

Wilhelm memainkan peran signifikan dalam membantu komunitas Yahudi di Israel, mengikuti jejak pamannya, James von Rothschild. James adalah anggota Dinasti Rothschild pertama membantu orang-orang Yahudi di Yerusalem dan membangun Rumah Sakit Meir Rothschild.

Pada 1857, Wilhelm membangun Rothschild House di Alun-alun Bei Mahsa. Dia juga berpartisipasi untuk mendanai Komite Pembangunan Rumah Sakit Bikur Holim.

Putrinya, Adelaide Rothschild, menikah dengan Edmond James de Rothschild merupakan anak lelaki dari pamannya. Edmond mendapat julukan Bapak Permukiman Yahudi.

Dengan kekayaan melimpah dan waktu luang, Edmond de Rothschild memfokuskan waktu dan sumber dayanya untuk membantu para imigran Yahudi pindah ke Eretz Israel.

Aliyah (gelombang kedatangan imigran Yahudi ke Eretz Israel) pertama terjadi pada 1882. Jumlahnya lebih dari 25 ribu orang dan berasal dari Eropa Timur. Mereka kemudian membentuk beragam permukiman, termasuk Rishon Lezion, Zichron Yaakov, Yesod Ha'Maale, dan Petah Tikva.

Menurut Profeson Gal On, Edmond de Rothschild lah membiayai mereka untuk bertahan hidup di tanah air baru itu. "Semuanya diawali dengan mendanai Rishon Lezion tapi dia lantas segera membeli tanah dan menggaji para pejabat di sejumlah permukiman Yahudi lainnya."

Tujuan Edmond de Rothschild adalah untuk menunjukkan kepada kaum yahudi di seluruh dunia, mereka juga bisa bertani di Eretz Israel. Namun konsep pertanian diusung Edmond de Rothcshild berhasil hanya bertani anggur untuk menghasilkan minuman.

Hingga akhirnya keluar Deklarasi Balfour pada 2 November 1917. Sebuah surat persetujuan dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris Arthur James Balour kepada anggota parlemen Inggris sekaligus pendukung gerakan Zionis, Lionel Walter Rothschild, untuk menjadikan wilayah Palestina sebagai tanah air bagi bangsa Yahudi.

Danny Gottwein, profesor sejarah di Universitas Haifa (Israel), menjelaskan peran Chaim Azriel Weizmann (kemudian menjadi presiden pertama Israel pada 1949) dalam Deklarasi Balfour terlalu dilebih-lebihkan di Israel.

Dia bilang Deklarasi Balfour itu dirancang oleh Edmond de Rothschild dan Weizmann bergantung pada koneksi dan kekuasaan keluarga Rothschild. Strategi Edmond de Rothschild adalah mencaplok dan membubarkan Kesultanan Usmaniyah, serta membangun konloni Inggris di wilayah Palestina nantinya akan menjadi tanah air bagi bangsa Yahudi.

Weizmann berperan melaksanakan strategi itu selama Perang Dunia Pertama berlangsung dengan bantuan beberapa anggota Dinasti Rothschild di Inggris.

Menurut Profesor Gal On, upaya itu kemudian diteruskan oleh James Armand de Rothschild, putra dari Edmond de Rothschild. Dia lalu pindah ke Inggris dan menjadi anggota parlemen. "James Armand Rothschild telah memainkan sebuah peran sangat penting dalam pembentukan Israel dan pemenuhan visi Zionis," ujarnya.

Selama 1920-an, Edmond Rothschild kemudian melanjutkan investasinya di Eretz Israel dengan membangun pembangkit listrik Naharim Rotenberg, pabrik garam di Atlit, pabrik tepung di Haifa, pabrik bir dan anggur di Rishon Lezion.

Dinasti Rothschild mulai mengalami kemudnuran setelah terjadi Depresi Besar pada 1929, di mana keluarga cabang Prancis dan Austria paling terdampak. selama Perang Dunia Kedua. Akhirnya the Jewish Agency mulai menggaet para donatur Yahudi dan mengurangi pengaruh Dinasti Rothschild.

Setelah negara Israel dibentuk pada 1948, Dinasti Rothschild mulai menyerahkan sebagian asetnya untuk negara baru itu. Pada 1957, mereka menghiubahkan semuanya masih tersisa, termasuk tanah seluas 1416,4 kilometer persegi.

Sebelum itu, James Armand Rothschild membangun Taman Ramat Hanadiv sebagai kuburan untuk orang tuanya.

Profesor Gal On mengungapkan masih ada sejumlah entitas keuangan milik Dinasti Rothschild. Salah satunya adalah the Rothschild Investment Trust, dibentuk di London pada 1980-an oleh Jacob Rothschild. Nilainya sekitar seratus miliar pound sterling (kini setara 1.985,2 triliun).

Sekarang ini, kebanyakan anggota Dinasti Rothschild memilih hidup menikmati harta tapi menjauh dari ingar bingar kaum jet set.

Juru bicara Brigade Izzudin al-Qassam Abu Ubaidah saat berpidato pada 14 Januari 2024, menandai seratus hari Perang Gaza berlangsung. (Brigade Izzudin al-Qassam)

Seratus hari genosida di Gaza

Biden juga frustasi dengan Netanyahu.

Mantan panglima angkatan bersenjata Israel Letnan Jenderal Purnawirawan Gadi Eisenkot dengan putranya, Sersan Kepala Gal Meir Eisrnkot (25 tahun). Anak lelakinya ini tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza pada Desember 2023. (Dokumentasi IDF)

Dusta Zionis dalam Perang Gaza

Sebenarnya sudah 3.850 tentara Israel tewas sejak Perang Gaza meletup pada 7 Oktober. Ribuan serdadu lainnya cedera, termasuk 3.700 orang cacat tetap. Lebih dari 250 tentara dan perwira Israel buta kedua matanya.

Kepala Biro Politik Hamas untuk wilayah Jalur Gaza Yahya Sinwar duduk di sofa dengan latar reruntuhan rumahnya di Kota Gaza pada 2021. (Hamas)

Dua wajah Yahya Sinwar

Wajah moderat Sinwar sekadar siasat untuk mengelabui Israel. Dia tidak mungkin pernah lupa: bangsa Palestina tengah dijajah dan wilayahnya telah dirampas oleh Israel.

Surat Daniela Aloni, sandera perempuan Israel bersama putrinya dibebaskan pada 24 November 2023, kepada Brigade Izzudin al-Qassam. (Brigade Izzudin al-Qassam)

Daniela: Terima kasih Al-Qassam, telah perlakukan kami dengan baik

Semalam, Brigade Al-Qassam melepaskan gadis Israel, Mia Liemberg (17 tahun) bareng anjingnya. 





comments powered by Disqus

Rubrik kisah Terbaru

Seratus hari genosida di Gaza

Biden juga frustasi dengan Netanyahu.

15 Januari 2024
Dua wajah Yahya Sinwar
05 Desember 2023

TERSOHOR